My Other Blog

Wednesday, August 26, 2015

Penyampaian Isi Hati Kepada Sang Sahabat

Aku tahu bahwa kau punya kesibukan tersendiri.
Aku tahu bahwa kau punya kehidupan yang kaujalani.
Aku tahu bahwa kau seharusnya tidak memenuhi pikiranmu dengan ceritaku.
Aku tahu bahwa kau seharusnya sama sekali tidak mengenalku.
Aku tahu bahwa kau bukan seorang yang sempurna untuk dapat menemaniku sepanjang hidupku.
Aku tahu bahwa kau bukan seorang yang sempurna untuk dapat terus berada disisiku ketika aku butuh seseorang untuk kuceritakan segala sesuatunya.

Wednesday, August 19, 2015

Sahabat Dalam Menghadapi Rintangan

Aku harus terus berjuang dalam menghadapi segala rintangan dalam kehidupanku, yang seiring berjalannya waktu akan semakin banyak pula rintangan. Aku tidak bisa sendirian dalam menghadapinya, selalu ada rasa putus asa ketika hasil tidak sesuai dengan kerja keras. Pertanyaannya, siapakah yang akan menemani diriku saat menjalani segala rintangan kehidupan?

Wednesday, August 12, 2015

Sahabat Dalam Kesendirianku

Kala kesedihan melanda, aku mulai tidak tahu harus bagaimana menjalani hariku, sebab kesedihan itu terus ada. Tak ada yang mau mendengarkanku saat itu, semakin beratlah beban sehingga membuat panjang hari-hariku. Lelah hati ini sebab tak ada seorangpun yang berusaha mengerti diriku. Bahkan tidak seorangpun menyadari kesendirianku. Kemudian kesedihan tersebut berbuah kesepian, sebab tak seorangpun mau berusaha mengenalku lebih dalam lagi.

Wednesday, August 5, 2015

Seandainya~

Seandainya adalah satu kata yang tidak kusukai namun sering kupakai. Kata ini berarti mengharapkan apa yang terjadi di masa lampau dikaitkan dengan hal yang diandaikan terjadi. Juga berarti berharap bisa mengganti apa yang telah terjadi di masa lampau dengan yang kita inginkan terjadi.
Hanya saja, kata ini sudah melekat di kehidupan kita, yaitu ketika kita mengalami hal yang tidak menyenangkan terjadi, dan berharap bahwa hal itu tidak terjadi.

Aku sempat depresi karena dilahirkan dengan berbagai kekurangan, dan akhirnya melukai diriku sendiri.
(Seandainya aku tidak berkekurangan, mungkin saja aku tidak melukai diriku sendiri saat itu.)
Namun kenyataannya adalah berkat luka-luka itu, aku justru bisa membagikan pengalaman-pengalaman hidupku yang luar biasa kepada para sahabatku. 

Aku sempat mengalami kesepian yang luar biasa terhadap lingkunganku, dan bersedih akibat lingkungan yang ada membuatku harus merasakan kesendirian.
(Seandainya aku mempunyai teman yang bisa kuajak bicara setiap waktunya, kurasa aku tidak akan bersedih.)
Sekarang bahkan aku tidak memedulikan apakah aku sendiri atau ditemani, karena ternyata sama-sama menyenangkan. Di saat aku sendiri, aku bisa membaca, merenung, berimajinasi dan merangkai kata-kata, dan lain sebagainya. Sedangkan di saat aku ditemani, maka aku bisa menceritakan apapun yang dia ingin aku ceritakan, karena pada dasarnya aku adalah orang yang senang bercerita. Adapun saat aku membutuhkan keduanya sekaligus, aku harus membagi-bagi waktu pribadiku dan juga waktu bersosialisasiku.

Pendengaranku jelas bermasalah, dan aku tidak dapat mendengar semua perkataan yang ditujukan kepadaku.
(Seandainya pendengaranku tidak bermasalah, dan lancar begitu saja, mungkin saja aku akan mendengar cacian atau makian yang menjadi-jadi terhadap diriku. Dan kalau aku memasukkannya ke dalam hati, mungkin saja aku sudah tiada di dunia ini.)
Kenyataannya, dengan pendengaran yang bermasalah itu, aku dapat mengatur seberapa besar volume suara yang ingin kudengar dengan alat bantu dengarku. Bahkan aku juga bisa mengatur supaya suara lingkungan tidak kudengar. Dan dengan alat bantu dengar itu, aku bisa mendengarkan dengan jelas suara orang yang mengajakku berbicara.

Pelafalan kataku yang sampai sekarang masih bermasalah, berdampak pada mereka yang mendengarkanku harus memahami keadaanku, dan juga aku harus mengulangi ucapanku bila mereka memintanya. 
Kurasa aku sudah mulai capek dengan kata seandainya sekarang. kautahu sendiri bahwa seandainya aku dapat berkata-kata dengan jelas, menyampaikan maksud hati ini, maka kau akan mengerti sepenuhnya diriku.
Pelafalan kata yang bermasalah itu membuatku berpikir ulang apa yang hendak kusampaikan, mengajariku supaya bisa lebih sabar, dan juga supaya apa yang hendak kubicarakan tidak menyakiti hati mereka.

Sekarang aku dengan bangga mengatakan bahwa aku sama sekali tidak butuh berandai-andai. Akulah aku, tiada seorangpun yang dapat mengubahku selain diriku sendiri. Orang bisa menasihatiku dengan berbagai nasihat dan kritikan, tapi ketika aku berkeinginan untuk tidak berubah, orang tersebut sama sekali tidak berarti. Maka ketika aku mendapatkan nasihat atau kritik, aku dengan senang hati menerimanya, dan berusaha untuk melakukan lebih baik lagi.